Ekuivalen adalah dua atau lebih
pernyataan majemuk yang memiliki nilai kebenaran yang sama.Dua kalimat disebut ekuivalen (secara logika) bila dan hanya bila
keduanya mempunyai nilai kebenaran yang sama untuk semua substitusi nilai
kebenaran masing-masing kalimat penyusunnya.
Jika p dan q adalah kalimat-kalimat yang ekuivalen,
maka dituliskan p º q. Jika p º q maka q º p juga.
Dua atau lebih
pernyataan majemuk yang mempunyai nilai kebenaran sama disebut ekuivalensi
logika dengan notasi “ dua buah
pernyataan majemuk dikatakan ekuivalen, jika kedua pernyataan majemuk itu
mempunyai nilai kebenaran yang sama untuk semua kemungkinan nilai kebenaran
pernyataan-pernyataan komponen-komponennya.
EKUIVALEN LOGIS ( ≡ )
Kapan dikatakan suatu ekspresi logika ekuivalen
logis???
1. Jika kedua ekspresi
logika adalah Tautologi ( T dan T pada Tabel Kebenaran ).
2. Jika kedua ekspresi
logika adalah Kontradiksi ( F dan F pada Tabel Kebenaran
).
3. Pada Contingen,
jika urutan T dan F atau sebaliknya pada Tabel Kebenaran tetap
pada urutan yang sama.
Contoh 1 :
(1). Indah
sangat cantik dan peramah.
(2). Indah
peramah dan sangat cantik.
Kedua pernyataan diatas, tanpa pikir
panjang, akan dikatakan ekuivalen atau sama saja. Dalam bentuk ekspresi logika
dapat ditampilkan berikut ini :
A = Indah
sangat cantik
B = Indah itu ramah
Ekspresi logikanya adalah
: (1).
A ^ B
(2). B ^ A
Jika dikatakan kedua ekspresi logika tersebut
ekuivalen secara logis, maka dapat ditulis : ( A ^ B ) ≡ ( B ^ A )
Ekuivalen logis dari kedua ekspresi logika dapat
dibuktikan dengan Tabel Kebenaran :
Contoh 2 :
(1). Badu tidak pandai, atau dia tidak jujur.
(2). Adalah tidak benar jika Badu pandai dan jujur.
Secara intuitif dapat ditebak kalau
kedua pernyataan diatas sebenarnya sama saja, tetapi bagaimana jika dibuktikan
dengan tabel kebenaran berdasarkan ekspresi logika.
A = Badu
pandai
B = Badu
jujur
Ekspresi logikanya adalah :
(1). ¬ A v ¬
B
(2). ¬( A ^ B )
Dengan tabel kebenaran dapat dibuktikan bahwa kedua
ekspresi logika di atas ekuivalen.
Ekspresi logika diatas belum
dikatakan ekuivalen logis meskipun nilainya di tabel kebenaran sama.
Untuk menjadikannya ekuivalen logis
maka digunakan perangkai ekuivalensi antara kedua ekspresi logika tersebut, dan
akhirnya menghasilkan tautology.
KOMUTATIF
DAN ASOSIATIF
Ø
Komutatif
Ciri-cirinya :
1.
Variabel
kedua proposisi dapat saling berganti tempat tanpa mengubah nilai kebenaran
dari kedua ekspresi.
Ex
: ( A ^ B ) ≡ ( B ^ A)
( A ↔ B ) ≡ ( B ↔ A )
2.
Perangkai
Konjungsi ( ^ ), Disjungsi ( v) dan Ekuivalensi ( ↔ ) bersifat komutatif
3.
Perangkai
Implikasi ( → ) tidak bersifat komutatif dengan dibuktikan dari tabel kebenaran
Ex
: ( A → B ) dengan ( B → A ) tidaklah ekuivalen.
Ø
Asosiatif
Ciri – cirinya :
1.
Mengacu pada
pemindahan tanda kurung dan tidak mengubah nilai kebenarannya.
Ex : ( ( A ^
B ) ^ C ) ≡ ( A ^ ( B ^ C ) ) >> Buktikan dengan Tabel Kebenaran
2.
Biasanya
terjadi pada perangkai yang sama ( Disjungsi, Konjungsi dan Ekuivalensi )
Ex : ( ( A v
B ) v C ) ≡ ( A v ( B v C ) )
3.
Pengecualian
pada Perangkai Implikasi ( → )
Ex : ( ( A →
B ) → C ) tidak sama ( A → ( B → C )
) >> Buktikan dengan Tabel
Kebenaran
4.
Jika
perangkainya berbeda pada satu ekspresi logika tidak bisa memindahkan tanda
kurung dengan sembarangan.
Ex : ( ( A ^
B ) v C ) dan ( A ^ ( B v C ) ) tidaklah sama. >> Buktikan dengan Tabel Kebenaran
HUKUM-HUKUM
EKUIVALENSI LOGIKA:
1.
Hukum komutatif:
p ^ q q ^ p
p v q q v p
2. Hukum
asosiatif:
(p ^ q) ^ r p ^ (q ^ r)
(p v q) v r p v (q v r)
3. Hukum
distributif:
p ^ (q v
r) (p
^ q) v (p
^ r)
p v (q ^ r) (p v q) ^ (p v r)
4. Hukum
identitas:
p ^ T p
p v F p
5. Hukum
ikatan (dominasi):
P v T T
P v F F
6. Hukum
negasi:
P v ~p T
P ^ ~p F
7. Hukum
negasi ganda (involusi):
~(~p) p
8. Hukum
idempoten:
P ^ p p
p v p p
9. Hukum
de morgan:
~( p
^ q) ~p v ~q
~(p v
q) ~p ^ ~q
10. Hukum
penyerapan (absorpsi):
p v (P ^ q) p
P ^ (p v q) p
11. Hukum T
dan F:
~T F
~F T
12. Hukum
implikasi ke and/or:
P q ~p v q[1][5]
Dengan
adanya hukum-hukum diatas, penyelesaian soal-soal baik yang bersifat tautologi,
kontradiksi dan ekuivalensi logika tidak hanya menggunakan tabel kebenaran
namun juga bisa dengan menggunakan jalan penurunan yaitu dengan memanfaatkan 12
(dua belas) hukum-hukum ekuivalensi logika tersebut.
Dengan
menggunakan prinsip-prinsip di atas, maka kalimat-kalimat yang kompleks dapat
disederhanakan, seperti contoh berikut:
1. Buktikan ekuivalensi berikut: ~(p v ~q)
v (~p ^ ~q) ≡ ~p
Jawab:
~(p
v ~q) v (~p ^ ~q) ≡ (~p ^ q) v (~p ^ ~q)
~p^(q v ~q)
~p ^ T
~p ...........(terbukti)
2. Tunjukkan bahwa:
~(p v q) ≡ (~p ^ ~q)
Tabel kebenaran ~(p
v q) dan (~p ^ ~q)
yaitu:
p
|
q
|
~p
|
~q
|
p v q
|
~(p
v q)
|
(~p ^ ~q)
|
B
B
S
S
|
B
S
B
S
|
S
S
B
B
|
S
B
S
B
|
B
B
B
S
|
S
S
S
B
|
S
S
S
B
|
(1) (2) (3) (4)
(5)
(6) (7)
Dari tabel diatas pada kolomk (6) dan (7), jelas bahwa
~(p v q) (~p ^ ~q).
Jadi, ~(p v q) (~p ^~q).
Dalam
membuktikan ekuivalensi pºq
ada 3 macam cara yang bisa dilakukan :
1. P diturunkan terus menerus (dengan
menggunakan hukum-hukum ekuivalensi logika yang ada).
2. Q diturunkan terus-menerus (dengan
menggunakan hukum-hukum ekuivalensi logika yang ada), sehingga didapat
P.
3. P dan Q diturunkan secara terpisah
sehingga akhirnya didapat R
Sebagai aturan kasar,
biasanya bentuk yang lebih kompleks yang diturunkan ke dalam bentuk yang sederhana. Jadi jika p
kompleks amaka aturan (1) yang dilakukan. Sebaliknya jika yang lebih kompleks maka aturan (2)
yang dilakukan. Aturan (3) digunakan jika p dan q sama-sama
kompleks.
2 Comments
Perkenalkan, saya dari tim kumpulbagi. Saya ingin tau, apakah kiranya anda berencana untuk mengoleksi files menggunakan hosting yang baru?
ReplyDeleteJika ya, silahkan kunjungi website ini www.kbagi.com untuk info selengkapnya.
Di sana anda bisa dengan bebas share dan mendowload foto-foto keluarga dan trip, music, video, filem dll dalam jumlah dan waktu yang tidak terbatas, setelah registrasi terlebih dahulu. Gratis :)
sngat berguna qhaqha, makasih.:)
ReplyDelete