BAB
I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Dewasa ini, perkembangan dalam bidang teknologi, informasi dan
komunikasi sangatlah pesat. Orang-orang berlomba-lomba mengikuti perkembangan
dari teknologi itu sendiri, mulai dari siswa bahkan masyarakat umum. Bahkan
sekarang banyak berdiri sekolah-sekolah berbasis komputer, salah satunya adalah
STMIK Widya Pratama Pekalongan. Sebagai Salah satu perguruan tinggi, STMIK juga
berperan menciptakan lulusan yang menguasai mengenai komputer. Mahasiswa dan
mahasiswi STMIK Widya Pratama Pekalongan dituntut mengetahui mengenai
perkembangan sistem dalam komputer. Perkembangan mengenai arsitektur sistem
komputer juga menjadi suatu bahan materi yang penting bagi para mahasiswa dan mahasiswi.
Oleh karena itu, kami bermaksud membuat makalah mengenai arsitektur sistem
ekonomi khususnya sistem berlapis.
1.2
Rumusan
Masalah
1.2.1
Apakah
yang dimaksud dengan sistem berlais pada arsitektur sistem operasi computer?
1.2.2
Bagaimana
perkembangan dari sistem belapis?
1.2.3
Apakah
kelebihan dan kekurangan sistem berlapis disbanding sistem lainnya?
1.3
Tujuan
Penulisan
1.3.1
Menjelaskan
pengertian dari sistem berlapis dalam konteks arsitektur sistem operasi
1.3.2
Memaparkan
perkembangan dari sistem berlapis.
1.3.3
Menjelaskan
kelebihan dan kekurangan dari sistem berlapis dibanding sistem yang lain.
BAB II
PEMBAHASAN
1.1
Deskripsi
Sistem Berlapis
·
Sistem Berlapis
Yaitu sistem operasi yang dibentuk secara hirarki berdasar
lapisan-lapisan, dimana lapisan-lapisan bawah memberi layanan pada lapisan
lebih atas. tiap lapisan mempunyai fungsional dan antarmuka masukan-keluarann
antara dua lapisan bersebelahan yang terdefinisi bagus.
Teknik
pendekatan terlapis pada dasarnya dibuat dengan menggunakan pendekatan top-down,
semua fungsi ditentukan dan dibagi menjadi komponen komponen. Modularisasi
sistem dilakukan dengan cara memecah sistem operasi menajdi beberapa lapis
(tingkat).
·
Karakteristik :
Lapisan yang
terendah (layer 0) adalah perangkat keras dan lapisan teratas (layer N) adalah user
interface. Dengan sistem modularisasi, setiap lapisan mempunyai fungsi
(operasi) tertentu dan melayani lapisan yang lebih rendah. Table dan gambar di
bawah ini menunjukkan sistempendekatan terlapis tersebut. Sistem operasipertama
kali yang memakai sistem berlapis adalah THE. Sistem operasi THE yang dibuat
oleh Dijkstra dan mahasiswa-mahasiswanya. Pada dasarnya sistem operasi berlapis
dimaksudkan untuk mengurangi kompleknya rancangan dan implementasi dari suatu
sistem operasi.
1.2
Perkembangan
Sistem Berlapis
Menurut Tanenbaum dan
Woodhull, sistem terlapis terdiri dari enam lapisan, yaitu:
·
Lapis 5 – The operator
Berfungsi untuk pemakai operator.
·
Lapis 4 – User programs
Berfungsi untuk aplikasi program pemakai.
·
Lapis 3 – I/O
management
Berfungsi untuk menyederhanakan akses I/O pada level atas.
·
Lapis 2
-Operator-operator communication
Berfungsi untuk mengatur komunikasi antar proses.
·
Lapis 1 -Memory and
drum management
Berfungsi untuk mengatur alokasi ruang memori atau drum magnetic.
·
Lapis 0 -Processor
allocation and multiprogramming
Berfungsi untuk mengatur alokasi pemroses dan switching, multi programming
dan pengaturan prosessor.
Menurut Stallings, model tingkatan sistem operasi yang mengaplikasikan
prinsip ini dapat dilihat pada tabel berikut, yang terdiri dari level-level
dibawah ini:
·
Level 1
Terdiri dari sirkuit elektronik dimana obyek yang ditangani adalah register
memory cell, dan gerbang logika. Operasi pada obyek ini seperti membersihkan
register atau membaca lokasi memori.
·
Level 2
Pada level ini adalah set instruksi pada prosesor. Operasinya adalah
instruksi bahasa-mesin, seperti menambah, mengurangi, load dan store.
·
Level 3
Tambahan konsep prosedur atau subrutin ditambah operasi call atau return.
·
Level 4
Mengenalkan interupsi
yang menyebabkan prosesor harus menyimpan perintah yang baru dijalankan dan
memanggil rutin penanganan interupsi. Empat level pertama bukan bagian sistem
operasi tetapi bagian perangkat keras.
Meski pun demikian beberapa elemen sistem
operasi mulai tampil pada level-level ini, seperti rutin penanganan interupsi.
Pada level 5, kita mulai masuk kebagian sistem operasi dan konsepnya
berhubungan dengan multi-programming.
·
Level 5
Level ini mengenalkan ide proses dalam mengeksekusi program.
Kebutuhan-kebutuhan dasar pada sistem operasi untuk mendukung proses ganda
termasuk kemampuan men-suspend dan me-resume proses. Hal ini membutuhkan
register perangkat keras untuk menyimpan agar eksekusi bisa ditukar antara satu
proses ke proses lainnya.
·
Level 6
Mengatasi penyimpanan sekunder dari komputer. Level ini untuk menjadualkan
operasi dan menanggapi permintaan proses dalam melengkapi suatu proses.
·
Level 7
Membuat alamat logik
untuk proses. Level ini mengatur alamat virtual ke dalam blok yang bisa
dipindahkan antara memori utama dan memori tambahan. Cara-cara yang sering
dipakai adalah menggunakan ukuran halaman yang tetap, menggunakan segmen
sepanjang variabelnya, dan menggunakan cara keduanya. Ketika blok yang dibutuhkan
tidak ada dimemori utama, alamat logis pada level ini meminta transfer dari
level 6. Sampai point ini, sistem operasi mengatasi sumber daya dari prosesor
tunggal. Mulai level 8, sistem operasi mengatasi obyek eksternal seperti
peranti bagian luar, jaringan, dan sisipan komputer kepada jaringan.
·
Level 8
Mengatasi komunikasi
informasi dan pesan-pesan antar proses. Dimana pada level 5 disediakan
mekanisme penanda yang kuno yang memungkinkan untuk sinkronisasi proses.
pada level ini
mengatasi pembagian informasi yang lebih banyak. Salah satu peranti yang paling
sesuai adalah pipe (pipa) yang menerima output suatu proses dan memberi input
ke proses lain.
·
Level 9
Mendukung penyimpanan
jangka panjang yang disebut dengan berkas. Pada level ini, data dari penyimpanan
sekunder ditampilkan pada tingkat abstrak, panjang variabel yang terpisah. Hal
nini bertentangan tampilan yang berorientasikan perangkat keras dari
penyimpanan sekunder.
·
Level 10
Menyediakan akses ke
peranti eksternal menggunakan antarmuka standar.
·
Level 11
Bertanggung-jawab
mempertahankan hubungan antara internal dan eksternal identifier dari sumber
daya dan obyek sistem. Eksternal identifier adalah nama yang bisa dimanfaatkan
oleh aplikasi atau pengguna. Internal identifier adalah alamat atau indikasi
lain yang bisa digunakan oleh level yang lebih rendah untuk meletakkan dan
mengontrol obyek.
·
Level 12
Menyediakan suatu
fasilitator yang penuh tampilan untuk mendukung proses. Hal ini merupakan
lanjutan dari yang telah disediakan pada level 5.
Pada level 12, semua
info yang dibutuhkan untuk managemen proses dengan berurutan disediakan,
termasuk alamat virtual di proses, daftar obyek dan proses yang berinteraksi
dengan proses tersebut serta batasan interaksi tersebut, parameter yang harus
dipenuhi proses saat pembentukan, dan karakteristik lain yang mungkin digunakan
sistem operasi untuk mengontrol proses.
·
Level 13
Menyediakan antarmuka
dari sistem operasi dengan pengguna yang dianggap sebagai shell atau dinding
karena memisahkan pengguna dengan sistem operasi dan menampilkan sistem operasi
dengan sederhana sebagai kumpulan servis atau pelayanan.
Dari ketiga sumber
diatas dapat kita simpulkan bahwa lapisan sistem operasi secara umum terdiri
atas 4 bagian, yaitu:
1. Perangkat keras
Lebih berhubungan kepada perancang sistem. Lapisan ini mencakup lapisan 0
dan 1 menurut Tanenbaum, dan level 1 sampai dengan level 4 menurut Stallings.
2. Sistem operasi
Lebih berhubungan kepada programer. Lapisan ini mencakup lapisan 2 menurut
Tanenbaum, dan level 5 sampai dengan level 7 menurut Stallings.
3. Kelengkapan
Lebih berhubungan kepada programer. Lapisan ini mencakup lapisan 3 menurut
Tanenbaum, dan level 8 sampai dengan level 11 menurut Stallings
4. Program aplikasi
Lebih berhubungan kepada pengguna aplikasi komputer. Lapisan ini mencakup
lapisan 4 dan lapisan 5 menurut Tanebaum, dan level 12 dan level 13 menurut
Stallings. Lapisan n memberi layanan untuk lapisan n+1. Proses-proses di
lapisan n dapat meminta layanan lapisan n-1 untuk membangunan layanan bagi
lapisan n+1. Lapisan n dapat meminta layanan lapisan n-1. Kebalikan tidak
dapat, lapisan n tidak dapat meminta layanan n+1. Masing-masing berjalan di
ruang alamat-nya sendiri.
1.3
Kelebihan
dan Kelemahan Sistem Berlapis
1.3.1 Kelebihan Sistem
Berlapis (layered system):
·
Memiliki rancangan
modular, yaitu sistem dibagi menjadi beberapa modul & tiap modul dirancang
secara independen.
·
Pendekatan berlapis
menyederhanakan rancangan, spesifikasi dan implementasi sistem operasi
1.3.2 Kekurangan Sistem Berlapis (layered system):
·
Fungsi-fungsi sistem
operasi diberikan ke tiap lapisan secara hati-hati.
Contoh: Sistem operasi yang
menggunakan pendekatan berlapis adalah THE yang dibuat oleh Djikstra dan
mahasiswa-mahasiswanya, serta sistem operasi MULTICS
BAB
III
PENUTUP
Sistem berlapis yaitu sistem operasi yang
dibentuk secara hirarki berdasar lapisan-lapisan, dimana lapisan-lapisan bawah
memberi layanan pada lapisan lebih atas. tiap lapisan mempunyai fungsional dan
antarmuka masukan-keluarann antara dua lapisan bersebelahan yang terdefinisi
bagus. Sistem berlapis dibagi berdasarkan Tanenbaum dan Woodhull, Stallings, dan secara
umum menjadi 4.
2 Comments
apa kepanjangan dari sitem operasi THE
ReplyDeletemantap min, makasih sudah share
ReplyDeletepower supply hp