Kluckhohn bersama dengan istrinya, F.Kluckhohn menyatakan bahwa tiap sistem
nilai budaya dalam tiap kebudayaan itu mengenai lima masalah dasar dalam
kehidupan manusia. Atas dasar itu, ia membuat suatu kerangka teori yang dapat
dipakai para ahli antropologi untuk menganalisa secara universal tiap variasi
dalam sistem nilai budayadalam semua macam kebudayaan di dunia. Menurut
C.Kluckhohn, kelima masalah dasar dalam kehidupan manusia yang menjadi landasan
bagi kerangka variasi sistem nilai budaya adalah :
- Masalah mengenai hakikat dari hidup manusia (selanjutnya disingkat
dengan MH)
- Masalah mengenai hakikat dari karya manusia (selanjutnya disingkat
dengan MK)
- Masalah mengenai hakikat dari kedudukan manusia dalam ruang waktu
(selanjutnya disingkat MW)
- Masalah mengenai hakikat dari hubungan manusia dengan alam sekitarnya
(selanjutnya disingkat MA)
- Masalah mengenai hakikat dari hubungan manusia dengan sesamanya
(selanjutnya disingkat MM)
Berbagai kebudayaan mengkonsepsikan kelima masalah universal itu mungkin
berbeda-beda, misalnya :
- Untuk masalah hakikat hidup manusia (MH), ada kebudayaan yang
memandang bahwa hidup itu buruk, maka perlu dihindari. Ada juga kebudayaan
lain yang memandang bahwa hidup itu baik adanya, ada juga kebudayaan lain
yang menganggap bahwa hidup itu buruk adanya, tetapi manusia dapat
mengusahakannya untuk menjadi baik.
- Untuk masalah hakikat karya (MK), ada kebudayaan yang memandang bahwa
karya manusia itu bertujuan untuk menafkahi hidup, ada juga kebudayaan
lain yang menganggap bahwa karya itu untuk memberikannya suatu kedudukan
yang terhormat dalam masyarakat. Ada juga kebudayaan lain yang menganggap
bahwa karya manusia itu merupakan suatu gerak hidup untuk menghasilkan lebih
banyak karya lagi.
- Untuk masalah persepsi manusia mengenai waktu (MW), ada kebudayaan
yang memandang penting hidup manusia itu masa yang lampau, ada juga
kebudayaan yang memandang penting hidup manusia itu masa kini. Ada juga
kebudayaan yang memandang penting ke masa depan.
- Untuk masalah pandangan manusia mengenai alam (MA), ada kebudayaan
yang menganggap bahwa manusia hanya dapat tunduk pada kekuasaan alam yang
dahsyat saja, ada juga kebudayaan yang menganggap bahwa manusia harus
berusaha mencari keselarasan hidup dengan alam. Ada juga kebudayaan yang
menganggap bahwa alam itu merupakan sesuatu yang harus ditaklukkan dan
dikuasai manusia.
- Untuk masalah hakikat hubungan manusia dengan sesamanya (MM), ada
kebudayaan-kebudayaan yang sangat mementingkan hubungan vertikal antara
manusia dengan sesamanya (hubungan antara manusia dengan sesama manusia
yang termasuk tokoh-tokoh berpangkat dan atasan), ada juga kebudayaan lain
yang lebih mementingkan hubungan antara manusia dengan manusia lainnya
dalam hubungan yang horizontal, artinya lebih mengutamakan hubungan yang
saling bekerja sama atau gotong royong dengan sesamanya. Ada juga
kebudayaan-kebudayaan lain yang menganggap bahwa hidup manusia itu tidak
perlu tergantung dengan manusia lain, kebudayaan-kebudayaan seperti ini,
sangat mementingkan individualisme , sangat menilai tinggi anggapan bahwa
manusia harus mampu berdiri sendiri dan untuk mencapai tujuannya, berusaha
melakukannya sendiri dan jika memerlukan bantuan, sedikit mungkin
memerlukan bantuan orang lain.
0 Comments