PERAN
PEMERINTAH
DALAM
MEMAJUKAN PERTANIAN INDONESIA
oleh Galang Setianto (SMA 1 Kajen)
Kondisi pertanian di Indonesia sekarang ini sangat memprihatinkan.
Walaupun tanah yang terdapat di Indonesia merupakan tanah yang subur namun para petani tidak terlihat makmur. Bahkan
sekarang banyak orang yang meninggalkan pekerjaan sebagai petani, mereka justru
memilih untuk mencari pekerjaan di kota. Selain itu, lahan-lahan yang pertanian
sekarang dijadikan perumahan-perumahan yang dibangun dengan tidak teratur.
Seperti halnya di wilayah Kajen, banyak lahan yang sebelumnya merupakan lahan
persawahan maupun perkebunan dijadikan perumahan.
Kita mungkin berpikir bahwa di
Indonesia terdapat persawahan yang mampu menghasilkan banyak beras untuk
kebutuhan masyarakat Indonesia, namun faktanya Indonesia pada bulan Agustus
tahun 2013 sudah menghabiskan miliaran rupiah untuk membeli beras dari negara
lain, antara lain dari India sebanyak 11.992 ton dengan nilai US$ 4,88 juta,
Thailand 11.530 ton senilai US$ 7,819 juta, Vietnam 6.925 ton senilai US$ 4,196 juta, Pakistan 4.015 ton senilai US$
1,521, dan Myanmar 1.000 ton senilai US$ 369,83 ribu.[1]
Jangan hanya pembangunan ekonomi saja, namun nasib pertanian
Indonesia juga berada di tangan pemerintah. Mengapa? Karena jika pemerintah
mampu memberdayakan petani Indonesia sehingga mampu menghasilkan kualitas hasil
pertanian yang baik, Indonesia diharapkan mampu menjadi negara pengekspor hasil
pertanian apalagi didukung dengan kesuburan tanah Indonesia.
Pemerintah perlu memberi penghargaan yang lebih terhadap petani
Indonesia sehingga mereka lebih termotivasi untuk memperbaiki pertanian Indonesia.
Diharapkan apabila petani Indonesia memiliki motivasi yang tinggi untuk
memajukan pertanian Indonesia mereka dapat meningkatkan kualitas hasil
pertanian mereka. Kualitas hasil pertanian yang baik pasti dapat meningkatkan
ekspor hasil pertanian Indonesia.
Tingkat pengetahuan petani Indonesia juga perlu ditingkatkan,
utamanya untuk buruh tani. Buruh tani di Indonesia kebanyakan tidak dibekali
dengan pengetahuan yang cukup mengenai pertanian sehingga tidak maksimal dalam
mengolah lahan garapannya. Dalam hal inilah peran pemerintah kembali dibutuhkan
pasalnya para petani perlu dibekali pengetahuan yang cukup sehingga dapat
menghasilkan pertanian yang yang berkualitas bagus dan layak ekspor. Misalnya
seminar mengenai cara memilih bibit tanaman yang bagus, perawatan yang sesuai
standar perawatan tanaman, maupun pengolahan hasil pertanian tersebut.
Sebuah lembaga yang mampu menganyomi dan menampung hasil pertanian
juga diperlukan petani. Lembaga tersebut difungsikan untuk membeli hasil panen
petani dan dijadikan milik pemerintah, kemudian hasil pertanian dijual kembali
kepada masyarakat Indonesia. Dengan berdirinya lembaga tersebut diharapkan
pemerintah bisa lebih mudah memantau jumlah hasil pertanian karena sudah
menjadi hak milik. Selain itu, pemerintah juga bisa mencegah terjadinya
permainan harga hasil pertanian, seperti cabai, tomat, dan bawang merah yang
sering mengalami naik turun harga sehingga meresahkan masyarakat.
Sebuah hal yang mencengangkan juga terpapar dalam realitas kehidupan
sekarang ini. Hal ini dikarenakan profesi petani identik dengan “ndeso”
dan gaji yang tidak pasti. Oleh karena itu, sekarang jarang ada seseorang yang
bercita-cita menjadi petani dan bahkan sekarang ini banyak petani yang beralih
profesi.
Apabila hal itu benar-benar
terjadi, bagaimana dengan kondisi pertanian Indonesia? Bukan tidak mungkin,
Indonesia bisa terjadi krisis pangan. Apa gunanya kita banyak uang namun bahan
pangan itu tidak ada? Kita tidak mungkin memasak maupun mengolah uang. Kita
juga memerlukan hasil pertanian. Oleh karena itu, mulailah menyelamatkan
pertanian Indonesia dengan bijak membeli hasil pertanian Indonesia, karena pada
faktanya hasil pertanian Indonesia dikonsumsi oleh orang dengan golongan
ekonomi menengah ke bawah, sementara golongan menengah ke atas kebanyakan
memilih hasil pertanian impor, terutama buah-buahan.
Dengan membeli hasil pertanian negeri, setidaknya kita sudah memberi
uang untuk meningkatkan kesejahteraan petani. Peran pemerintah juga diperlukan
untuk mengkampanyekan slogan “Cinta Produk Negeri”. Bersama kita memajukan
negeri untuk mewujudkan kemajuan pertanian di era globalisasi ini.
[1]
Dewi Rachmat Kusuma. Jumat, 04/10/2013 08:44
WIB. “Indonesia Masih Doyan Impor Beras,
Sebulan Sudah Beli Rp 190 Miliar”. http://finance.detik.com/read/2013/10/04/084459/2377549/4/indonesia-masih-doyan-impor-beras-sebulan-sudah-beli-rp-190-miliar
0 Comments