PETUALANGAN IMPIAN BERSAMA MIO FINO DENGAN 50 RIBU

Untuk postingan kali ini, saya publikasikan untuk mengikuti lomba.
APA YANG BISA KALIAN LAKUKAN DENGAN UANG 50 RIBU?
            Nama saya Galang Setianto,tinggal di desa Nyamok-Kajen, Pekalongan, Jawa Tengah, Indonesia. Saya lahir pada tahun 1996. Saya baru saja mendapat gajian dari pembuatan kover majalah sekolah. Terpampang jelas uang yang baru saya dapat dari pembuatan kover majalah. Ya, walaupun hanya mendapat 50 ribu tapi karena itu dari hasil kerja sendiri pastinya lebih berarti kan? Untaian-untaian rencana “Kebahagiaan yang Sederhana” sudah saya tulis di otak saya. Okey, 50 ribu yang  berharga akan berpetualang. Dengan mio fino dengan design yang trendy mungkin akan melengkapi cerita ini.
           Sebelumnya, saya memakai helm dan bejaket hadiah Mio Fino dari Yamaha Agung Motor, celana jeans membalut kaki saya dan sepatu juga sebagai pijakan kaki. Saya tunggangi kuda besi tak bergigi ini, dengan gas yang empuk siap saya bawa ke tempat minumnya , tentu saja di POM Bensin Kajen. Untuk kali ini, saya hanya membawa 50 ribu. 15 ribu sudah saya serahkan pada tukang bensin berseragam merah itu. Okey, mulai saya terjemahkan catatan “Kebahagiaan yang Sederhana” dengan sisa uang 35 ribu.
           Pertama, Saya akan ke rumah teman saya di Kecamatan Kesesi, kebetulan saya di Kecamatan Kajen. Disana mungkin saya akan diberi suguhan berupa “Apem”, jajanan khas Kesesi yang berwarna coklat diatas daun pisang yang terkukus oleh panci. Setidaknya selamatlah uang 35 ribu saya. Mulai saya gas motor trendy berteknologi full injection ini. Dengan kecepatan yang sedang tentunya, ingat “Semakin ngebut, semakin dekat maut”. Jalanan berlubang menjadi khiasan khas daerah pinggiran kota. Sekitar 17 menit berlalu, dan sampailah di rumah teman saya bernama Wildan, benar saja jajanan “Apem” itu benar-benar disajikan. Langsung Bro! Sikatt! Eh, diberi Pempek juga, lumayan lagi kan gratisan. Hahaha. Rencana 1 sukses, Kebahagiaan itu “gratisan”, qkqkqk.

          (Sumber : google.com)

           Kedua, Saya lupa harus kerumah teman saya .Sueb. Tancap gas langsung bang bang! Cussshhh. 15 menit kurang, sampai jua. Disana kami membuat “main planning” yaitu ke Monumen Pekalongan, IBC Pekalongan, Kuliner Mie Ayam  Jamur dan muter-muter. Okey, planning sudah terpampang, langsung aja dengan quick mode Sueb berubah memakai Safety Reading Wear dan kami langsung berangkat…
kurang lebih seperti ini B)







(Sumber : google.com)






   

        Baru hampir di pasar Bojong, kesialan menghampiri kami. Sial, ban motor bocor! Ranjau lancip itu menusuk kaki Fino. Ahh, terpaksa harus saya tuntun ke tukang “Tambal Ban”. Sesampainya di tukang tambal ban, ternyata harus ngantri dan ini mungkin bisa merusak rencana kami. Kami duduk di bangku dari bamboo yang berwarna coklat kusut menampilkan usiannya. Sepoi angin membuat mengantuk, tapi uang 35 ribu harus saya relakan untuk berkurang -___-. Akhirnya, kaki bundar Fino muai direparasi.
           Tak lama, ada seorang kakek tua berpakaian lusut, celana pendek yang berwarna memudar dan kaos bergambarkan Capres tahun 2009 menghampiri kami. Dia menawarkan sandalnya kepada kami untuk ditukar dengan uang. Sandal tersebut sudah lusut, bahkan bisa dikatakan tak layak pakai. Kakek tersebut bercerita bahwa dia dari Batang mau menemui keluarganya di Banjarnegara, Kakek tersebut kehabisan Beliau pun berjalan untuk melanjutkan misinya menemui keluarga. Namun, apa dengan 10 ribu bisa sampai ke Banjarnegara?? Akhirnya saya memutuskan untuk memberikan 20 ribu dikantong saya, saya mengejar beliau dan memberikannya dia menyambutnya dengan ucapan “Semoga Tuhan membalas kebaikanmu, Nak”. Saya sadar, kebahagiaan itu sederhana, dengan membantu orang kesusahan uang akan lebih berhaga disbanding untuk jajan dan jeng-jong sembarangan.
           Okey, sisa uang 5000 sengaja saya sisakan untuk ongkos tambal ban. Sial, ternyata ongkosnya 7.500 bro! Untung saja ada Sueb, tapi tunggu sebentar  Sueb dompetnya ketinggalan dan uang saya benar-benar habis. Saya merogoh seluruh saku saya berharap menemukan harta karun -___- muke gile kalau tak bisa bayar :v Untung saja Si Sueb sepertinya ada segelintir uang disakunya, Yeaahh. Ternyata 5 ribu. Lumayanlah buat bayar. Selesai deh gagal planning. Uang sudah habis ludes. Tapi tak apalah untuk orang lain yang lebih membutuhkan. Tapi bensin masih banyak Bro! Motor irit ya jelas dong!
           Sekarang harus Jeng-jong modal bensin, tancap gas pasar Bojong belok Kanan menuju Bebekan, walaupun hanya duduk menikmati sentuhan sepoi angin. Kami lanjutkan menuju Monumen Pekalongan, melewati Pekajangan. Cuussshh. 20 menitan Sampai deh.  Setibannya disana, kami melihat-lihat Tugu disana, merekam jejak perjuangan meraih kemerdekaan. Rencana 1 berhasil, next kita menuju IBC (International Batik Center) Yaherr, kami disana melihat-lihat Batik saja, ya cuma “nge-Gaya” walau tak membeli apapun -__-. Hahaha akhirnya bisa menikmati lokasi terkenal di Kota Pekalongan untuk ke sekian kalinya.

























(Sumber : google.com )










           Lama-kelamaan ternyata perut kosong, Sang Cacing meraung kelaparan. Sialnya, uang tinggal 2.500 itupun uang Sueb -___-. Lalu bagaimana selanjutnya? Hoho, saya punya ide. Saya pacu kuda ini menuju Sragi pada sekitar jam 12 siang, panas  juga Bung :3. Akhirnya sampai juga, rumah Dimas. Yes, ternyata Dimas di rumah. Kami di sana ngadem lumayan dekat dari persawahan jadi sepoi angin gemar menerpa. Tak lama Ibu Dimas mengeluarkan jajan demi jajan, lumayan buat ngisi perut. Dan Wow !! ternyata kami diberikan nasi plus sate kambing :3 itulah yang kami nanti, GRATISAN! Enak juga ya :D
           Setelah kami sholat dhuhur dan berbincang ngalor-ngidul kami memutuskan untuk pamit pulang. Dan bensin kami sudah hampir habis, kami sudah muter-muter nyasar-nyasar tapi tak perlu ditulis bukan?? Haha. Kami khawatir tidak bisa sampai Kajen. Akhirnya kami mantebkan untuk nekat, tak lucu bukan kalau harus pinjam uang kan sudah dapat makan gratisan ? -,,,- Saya memacunya dengan lebih pelan agar sampai Kajen.
           Setelah sekian lama, akhirnya kami sampai di Bojong dan melanjutnya ke Kajen, irit juga. Tapi ada hal yang aneh, saya melihat jembatan yang tak seperti biasanya, tinggi menjulang. Saya pun tetap melintasinya, ternyata jembatanya buntu dan kami terlempar. Gedebukk!! Sialan saya jatuh dari kasur. Jadi semua ini mimpi?????? Ohh, ya aku tak punya motor Mio Fino, motor yang selama ini impikan. Hemmm, karena terlalu ingin memilikinya hingga terbawa mimpi. Uang dari kover majalah masih 50 ribu,saya memutuskan untuk menabungnya agar bisa membeli sendiri ataupun membantu orang tua untuk membelikannya. Walaupun entah kapan saya bisa mendapatkannya, yang penting sudah usaha :D

KAPAN BISA PUNYA MOTOR INI?????? -___-



Wajib tonton di  :
http://www.youtube.com/watch?v=XdI1CHTM4Mw

Post a Comment

0 Comments